Open Ended
Open Ended mengarahkan siswa untuk menggunakan keragaman cara atau metode penyelesaian sehingga hingga pada suatu balasan yang diinginkan.Pembelajaran matematika contohnya, melalui pendekatan Open Ended yaitu pembelajaran yang menggunakan kasus Open Ended dan dimulai dengan menawarkan kasus terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak balasan yang benar sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Dalam menuntaskan kasus (problem solving), guru berusaha supaya siswa mengkombinasikan pengetahuan, ketrampilan, dan cara berpikir matematika yang telah dimiliki sebelumnya ( Sawada dalam Muqsudah, 2003: 17).
Ciri penting dari kasus Open Ended yaitu terjadinya keleluasaan siswa untuk menggunakan sejumlah metode dan segala kemungkinan yang dianggap paling sesuai untuk menuntaskan masalah. Artinya, pertanyaan Open Ended diarahkan untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas kasus yang diajukan guru. Bentuk-bentuk soal yang sanggup diberikan melalui pendekatan Open Ended terdiri dari tiga bentuk, yaitu (1) soal untuk mencari hubungan, (2) soal mengklasifikasikan, dan (3) soal mengukur (Sawada dalam Maqsudah,2003: 18-21).
Pendekatan Open Ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi banyak sekali seni administrasi dan cara yang diyakini sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya supaya berpikir melalui acara kreatif, siswa sanggup berkembang secara maksimal
A. Pengertian Pendekatan Open Ended
Menurut Nohda (Jarnawi, tanpa tahun) menyatakan bahwa pendekatan open ended merupakan salah satu upaya penemuan pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para andal pendidikan matematika Jepang. Lebih lanjut Nohda (Jarnawi, tanpa tahun) menyatakan bahwa pendekatan ini lahir sekitar tahun 1970an yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya. Dari pengertian oleh para andal bisa kita simpulkan pengertian pendekatan open ended yaitu salah satu cara dalam suatu bidang yang menutut siswa untuk berfikir kreatif dan kritis dalam menghadapi sebuah permasalahan.
B. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended ini diawali dengan menawarkan kasus terbuka kepada siswa. Dasar-dasar keterbukaan dalam sebuah kasus di klasifikasikan dalam 3 tipe yaitu :
a. process is open (prosesnya terbuka), maksud dari process is open yaitu dimana siswa memiliki banyak cara untuk menuntaskan suatu permasalahan atau soal yang diberikan.
b. end product are open (hasil simpulan yang terbuka), maksud dari end product are open yaitu tipe soal yang diberikan memiliki balasan benar yang banyak
c. ways to develop are open (cara pengembang lanjutannya terbuka), Maksud dari ways to develop are open yaitu sehabis siswa telah berhasil untuk menuntaskan suatu permasalahan , jikalau ada suatu permasalahan gres beliau bisa mengembangkannya sendiri dengan dasar permasalahan yang pertama yang telah diselesaikan.
pembelajaran dengan pendekatan open ended harus mengarah dan mengantarkan siswa dalam menjawab kasus dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak balasan yang benar, sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Dengan demikian sanggup kita simpulkan, pokok pikiran pembelajaran dengan pendekatan open ended ialah pembelajaran yang membangun acara interaktif antara matematika dan siswa sehingga mendorong siswa untuk menjawab permasalahan melalui banyak sekali strategi.
Sehingga tujuan dari open ended yaitu membantu berbagi pola pikir siswa yang bersifat kritis dan kreatif dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.
Secara umum, Takahashi (2005,) menggambarkan proses pembelajaran dengan pendekatan open ended seperti yang terlihat pada gambar 1 berikut:
Comparing and discussing |
problem |
Solusi |
Solusi |
Solusi |
Solusi |
Solusi |
IDEAS/ QUESTIONS/ PROBLEMS |
C. Menyusun Rencana Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended
Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalammengembangkan rencana pembelajaran yang baik yaitu sebagaiberikut:
1. Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
Dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended, siswa diharapkan merespon kasus dengan banyak sekali cara sudut pandang. Oleh alasannya itu, guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi repon siswa terhadap masalah. Kemampuan siswa terbatas dalam mengekspresikan wangsit dan fikiran dalam pemecahan suatu kasus tersebut. Dengan demikian, guru menciptakan atau menuliskan suatu respon siswa untuk membantu dan mengarahkan siswa tersebut dalam pemecahan kasus sesuai dengan kemampuannya.
2. Tujuan dari kasus yang diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami dengan baik peranan kasus itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Masalah diberlakukan sebagai topik tertentu.
Misalnya guru menawarkan pengenalan konsep gres dalam rangkuman acara berguru siswa.
3. Sajikan kasus semenarik mungkin bagi siswa.
Dalam konteks ini permasalahan harus disajikan semenarik mungkin supaya menambah keingintahuan dan semangat intelektual siswa. Oleh alasannya open ended ini memerlukan banyak waktu untuk berfikir dan berbagi seni administrasi pemecahannya, maka dari itu harus disajikan semenarik mungkin.
4. Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa gampang memahami maksud kasus itu.
Masalah harus dirancang sedemikian rupa supaya siswa memahami dan menemukan pendekatan dalam pemecahannya. Siswa sanggup mengalami kesulitan, bila kasus terlalu singkat. Hal itu sanggup timbul alasannya guru bermaksud menawarkan terobosan yang cukup kepada siswa untuk menentukan cara dan pendekatan pemecahan kasus Atau sanggup pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman berguru alasannya terbiasa mengikuti petunjuk dari buku teks.
5. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi masalah.
Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup untuk menyajikan masalah, memecahkan, mendiskusikannya pendekatan dan penyelesaian dan merangkum dari apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu guru harus menawarkan waktu yang cukup bagi siswa untuk bereksplorasi masalah. Berdiskusi aktif siswa dengan siswa , siswa dengan guru. Karena sangat penting bakal pembelajaran dengan pendekatan open ended.
Adapun sintaks pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaitu tahap menghadapkan siswa pada kasus terbuka, tahap membimbing siswa untuk menemukan pola dan mengkontruksi pengetahuan atau permasalahannya sendiri, tahap membiarkan siswa mencari solusi dan menuntaskan kasus dengan banyak sekali penyelesaian dan terakhir yaitu tahap siswa menyajikan hasil temuannya (Huda, 2013).
D. Kelebihan pendekatan open ended berdasarkan suherman :
1. Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajatan dan sering mengekspresikan ide-ide mereka.
2. Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika penerima didik secara menyeluruh.
3. Peserta didik yang berkemampuan rendah sanggup menuntaskan permasalahannya dengan cara mereka sendiri.
4. Peserta didik termotivasi secara interistik untuk menawarkan pembuktian.
5. Memberikan kepafa penerima didik untuk memperoleh pengalaman dalam upaya menemukan cara yang efektif dalam menuntaskan masalah
E. Kekurangan pendekatan open ended berdasarkan suherman :
1. Membuat dan menyiapkan kasus matematika yang bermakna bukan dilema yang gampang .
2. Beberapa penerima didik yang berilmu mengalami kecemasan dengan balasan mereka.
3. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menuntaskan kasus dengan cara tertentu cenderung tidak puas meskipun sanggup menuntaskan dengan cara yang lain.
F. Pengembangan Alat Evaluasi Berdasarkan Pendekatan Open Ended
1. Masalah atau soal open ended
Menurut Takahashi (Mahmudi, 2008) soal terbuka atau open ended problem adalah soal yang memiliki banyak solusi atau seni administrasi penyelesaian.
Shimada Dan Becker (Jarnawi, tanpa tahun) mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe kasus yang sanggup diberikan dalam pendekatan open ended, yakni menemukan pengaitan, pengklasifikasian, dan pengukuran.
a. Menemukan pengaitan atau hubungan.
Siswa diberi fakta-fakta sedemikian rupa hingga siswa sanggup menemukan beberapa hukum atau pengaitan yang matematis.
b. Mengklasifikasi.
Siswa ditanya untuk mengklasifikasi yang didasarkan atas karaktersitik yang berbeda dari beberapa objek tertentu untuk memformulasi beberapa konsep matematika.
c. Pengukuran.
Siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian tertentu. Siswa diharapkan menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika yang telah dipelajarinya.
Mahmudi (2008) menguraikan beberapa seni administrasi atau metode dalam berbagi soal terbuka, yaitu:
a. Memberikan contoh yang memenuhi kondisi atau syarat tertentu.
Tugas ini memungkinkan siswa untuk mengenali karakteristik konsep-konsep matematika terkait yang mendasari. Siswa harus memahami suatu konsep dan mengaplikasikannya untuk menciptakan suatu contoh yang memenuhi kondisi tertentu.
Contoh:
Tentukan 3 bilangan yang memiliki FPB 5 dan KPK 180. Jelaskan
bagaimana kau menentukan bilangan-bilangan itu.
b. Menentukan siapa yang benar
Jenis kiprah ini menyajikan dua atau lebih pendapat atau pandangan mengenai beberapa konsep atau prinsip matematika. Siswa diminta untuk tetapkan dan menjelaskan mana yang benar.
c. Menyelesaikan soal dengan banyak sekali cara
Metode ini jarang dipakai alasannya relatif sulit diterapkan alasannya tidak gampang untuk menentukan apakah terdapat alternatif metode penyelesaian suatu masalah. Selain itu, mungkin siswa bakal berpikir untuk apa mencari alternative metode untuk menuntaskan suatu masalah. sementara mereka telah menuntaskan kasus tersebut.
Dalam hal ini, perilaku siswa yaitu “mengapa harus menemukan cara lain sedangkan sudah ditemukan balasan atau cara yang memenuhi?” Namun demikian, cara demikian perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran supaya siswa menyadari bahwa terdapat bermacam-macam cara untuk menuntaskan suatu masalah. hal demikian bakal mendorong siswa berpikir kreatif untuk mengkreasi cara mereka sendiri dalam upaya menuntaskan masalah.
2. Mengontruksi Soal Open Ended
Menurut Suherman dkk (Syafruddin, 2008) mengkonstruksidan berbagi kasus open ended yang sempurna dan baik untuksiswa dengan tingkat kemampuan yang bermacam-macam tidaklah mudah.Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalamjangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yangdapat dijadikan pola dalam mengkonstruksi masalah, antara lainsebagai berikut:
a. Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang faktual di manakonsep-konsep matematika sanggup diamati dan dikaji siswa.
b. Menyajikan soal-soal pembuktian sanggup diubah sedemikian rupa sehingga siswa sanggup menemukan kekerabatan dan sifat-sifat dari variabel dalam dilema itu.
c. Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa sanggup menciptakan suatu konjektur.
d. Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa sanggup menemukan hukum matematika.
e. Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum.
f. Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa sanggup menggeneralisasi dari pekerjaannya.
g. Selain itu, dalam mengontruksi kasus open ended juga harus diperhatikan aspek keterbukaannya.
3. Metode Menyusun Soal Open Ended
Dalam menyusun soal open ended, Sullivan (Japar, tanpa tahun) mengemukakan dua metode, yaitu:
a. Metode bekerja secara terbalik (working backwards). Metode ini memiliki tiga langkah utama, yaitu;
- mengidentifikasi topik
- memikirkan soal dan menuliskan jawaban
- membuat kasus open ended berdasarkan balasan tertentu
b. Metode penggunaan pertanyaan standar (adapting a standart question). Metode ini memiliki tiga langkah utama dalam penyusunan,yaitu:
- mengidentifikasi topik
- mengidentifikasi soal standar
- membuat soal open ended yang baik berdasarkan pertanyaan standar yang telah ditentukan
4. Kriteria Penilaian Soal Open Ended
Penyelesaian soal open ended, memungkinkan adanya balasan yang bermacam-macam dari siswa. Hal ini sanggup mempengaruhi guru dalam menilai hasil pengerjaan siswa. Untuk mengatasi kasus ini, Sawada (Japar, tanpa tahun) menawarkan beberapa kriteria dalam menilai hasil pengerjaan siswa, yaitu yaitu sebagai berikut:
a. Kemahiran, diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan beberapa metode penyelesaian.
b. Fleksibilitas, yaitu peluang siswa menjawab benar untuk beberapa soal serupa.
c. Keaslian, kategori ini dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan siswa dalam menawarkan balasan yang benar.
Latihan soal Open Ended
1. Suatu persegi panjang luasnya 48 cm. Berapa cm kemungkinan panjang dan lebar persegi panjang tersebut?
Jawaban siswa dengan variasi 1
L = p × l
48 = p × l ,
Jadi p = 8 dan l = 6 sehingga 8 × 6 = 48.
Jawaban siswa variasi 2
L = p × l
48 = p × l
jadi p = 12 dan l = 4 sehingga 12 × 4 = 48.
Jawaban siswa variasi 3:
L = p × l
48 = p × l
Jadi p = 8 dan l = 6 sehingga 8 × 6 = 48.
Jadi, bila p= 8 cm maka l = 6 cm
Bila p = 12 cm maka l = 4 cm
Bila p = 24 cm maka l = 2 cm
2. Seekor sapi beratnya 360 Kg, berapa ekor kambing yang kau perlukan supaya jumlah semua berat badannya sama dengan berat tubuh sapi itu ?
Penyelesaian :
Jawaban 1
Siswa sanggup memisalkan berat ekor kambing sama dengan 30 kg dan melaksanakan coba-coba dengan penjumlahan berulang sebagai berikut:
30 + 30 + 30 + …+ 30 = 360 (diperlukan 12 ekor kambing)
Jawaban 2
Siswa yang sudah cukup paham dan terampil dengan konsep pembagian, sanggup pribadi menggunakan algoritma pembagian yaitu: 360 : 30 = 12
jadi diharapkan 12 ekor kambing dengan berat tubuh masing-masing 30 kg.
Jawaban 3
Misalnya :
a. sekian ekor kambing beratnya masing-masing 30 kg,
b. sementara sekian ekor lainnya beratnya masing-masing 35 kg, atau mungkin juga mengandaikan bahwa semua kambing beratnya berbeda, dan sebagainya.
c. Misalnya dengan menciptakan pengandaian yang lebih erat dengan kenyataan contohnya:
Beberapa kambing beratnya masing-masing 30 kg, dan beberapa kambing lainnya beratnya masing-masing 40 kg.
Pengandaian ini bakal menghasilkan model matematika yang sanggup dituliskan menjadi kalimat matematika terbuka:
30 x + 40 y = 360 , dengan x dan y bilangan lingkaran positif.
Dengan demikian x, dan y yang masuk nalar yaitu yang berupa bilangan lingkaran non negatif.
Dengan demikian balasan yang masuk nalar yaitu x = 4 dan y = 6, atau x = 8 dan y = 3, atau x = 12, dan y =0.
Pengandaian-pengandaian yang lebih kreatif contohnya, dengan mengandaikan bahwa kambing-kambing tersebut sanggup dikelompokkan berdasarkan berat badannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://halimatussdaniisw.wordpress.com/2014/06/22/pendekatan-dalam-pengajaran-matematika-open-ended-penyelesaian-masalah/
Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Sleman, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
muhsinin, u. (2013). pendekatan open ended pada pembelajaran matematika . (journal)
Izzati, Nur. 2009. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis:Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada
Peserta Didik. (Online).
Hartatiana. (t.thn.). PENGEMBANGAN SOAL PEMECAHAN MASALAH BERBASIS ARGUMEN UNTUK SISWA KELAS V DI SD NEGERI 79 PALEMBANG , 1-10. (journal)
PELFREY, D. R. (REVISED APRIL 2000). OPEN-ENDED QUESTIONS FOR MATHEMATICS , 1-85.
0 Response to "Open Ended"