Latest News

Keterkaitan Antara Skl, Ki-Kd, Pembelajaran, Dan Silabus

1. Keterkaitan antara SKL, KI-KD, Pembelajaran, dan Silabus

Standar Kompetensi Lulusan yakni kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang akseptor didik pada setiap tingkat kelas atau kegiatan yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi Dasar.
Kompetensi Inti mencakup: perilaku spiritual, perilaku sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau kegiatan dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Dasar yakni kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh akseptor didik melalui pembelajaran. Dalam setiap rumusan KD terdapat unsur kemampuan berpikir dan bertindak yang dinyatakan dalam kata kerja dan materi.
Contoh KD dalam mata pelajaran Matematika (Peminatan) yakni KD 3.1 menjelaskan dan memilih penyelesaian sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat) dan KD 4.1 menyajikan dan menuntaskan duduk kasus yang berkaitan dengan sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat).


  • Standar Kompetensi Lulusan adalah muara utama pencapaian semua mata pelajaran pada satuan pendidikan/jenjang pendidikan tertentu
  • Kompetensi Inti yakni pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu
  • Kompetensi Dasar (KD) merupakan tingkat kemampuan suatu pokok bahasan pada suatu mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.


Pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam denah gambar di bawah ini.

 yakni kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang meliputi perilaku Keterkaitan antara SKL, KI-KD, Pembelajaran, dan Silabus
Keterkaitan antara SKL, KI-KD, Pembelajaran, dan Silabus


(1) Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memperlihatkan arah tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai akseptor didik.
(2) Kompetensi dasar dari KI-3 yakni dasar pengembangan materi pembelajaran, sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman berguru yang perlu dilakukan akseptor didik. Dari sinilah pendidik sanggup menyebarkan proses berguru dan cara penilaian yang diharapkan melalui pembelajaran langsung.
(3) Pembelajaran: Dari proses berguru dan pengalaman belajar, akseptor didik akan memperoleh pembelajaran tidak pribadi berupa pengembangan perilaku sosial dan spiritual yang relevan dengan berpedoman pada kompetensi dasar dari KI-2 dan KI-1.
(4) Rangkaian dari KI-KD hingga dengan penilaian tertuang dalam silabus, kecuali untuk tujuan pembelajaran, tidak diwajibkan dicantumkan baik dalam RPP maupun dalam Silabus.

2. Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran

Pengembangan indikator dan materi pembelajaran merupakan merupakan 2 (dua) kemampuan yang harus dikuasai seorang guru sebelum menyebarkan RPP dan melaksanakan pembelajaran. Pemahaman guru terhadap keterkaitan SKL, KI dan KD sanggup merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya keterampilan bertindak tetapi juga keterampilan berfikir yang juga dikatakan sebagai keterampilan nyata dan abstrak.

Pendidikan matematika sanggup diartikan sebagai proses perubahan baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika.
Ada beberapa karakteristik matematika, antara lain :

1. Objek yang dipelajari abstrak.
Sebagian besar yang dipelajari dalam matematika yakni angka atau bilangan yang secara nyata tidak ada atau merupakan hasil pemikiran otak manusia.
2. Kebenaranya menurut logika.
Kebenaran dalam matematika yakni kebenaran secara logika bukan empiris. Artinya kebenarannya tidak sanggup dibuktikan melalui eksperimen ibarat dalam ilmu fisika atau biologi. Contohnya nilai tidak sanggup dibuktikan dengan kalkulator, tetapi secara logika ada jawabannya sehingga bilangan tersebut dinamakan bilangan imajiner (khayal).
3. Pembelajarannya secara bertingkat dan kontinu.
Pemberian atau penyajian materi matematika diubahsuaikan dengan tingkatan pendidikan dan dilakukan secara terus-menerus. Artinya dalam mempelajari matematika harus secara berulang melalui latihan- latihan soal.
4. Ada keterkaitan antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Materi yang akan dipelajari harus memenuhi atau menguasai materi sebelumnya. Contohnya dikala akan mempelajari wacana volume atau isi suatu berdiri ruang maka harus menguasai wacana materi luas dan keliling bidang datar.
5. Menggunakan bahasa simbol.
Dalam matematika penyampaian materi memakai simbol-simbol yang telah disepakati dan dipahami secara umum. Misalnya penjumlahan memakai simbol “+” sehingga tidak terjadi dualisme jawaban.
6. Diaplikasikan di bidang ilmu lain.
Materi matematika banyak dipakai atau diaplikasikan dalam bidang ilmu lain. Misalnya materi fungsi dipakai dalam ilmu ekonomi untuk mempelajari fungsi permintan dan fungsi penawaran.

Berdasarkan karakteristik tersebut maka matematika merupakan suatu ilmu yang penting dalam kehidupan bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini yang harus ditekankan kepada akseptor didik sebelum mempelajari matematika dan dipahami oleh guru.

Untuk melaksanakan analisis kompetensi dan menyebarkan IPK disarankan biar Anda memperhatikan karakteristik mata pelajaran Matematika tersebut di atas, serta mempelajari Pedoman Mata Pelajaran dan Silabus Matematika terbaru.

Gambar di bawah ini menggambarkan rangkaian kegiatan dalam analisis kompetensi untuk menjabarkan IPK dan materi dari suatu KD, baik untuk KD-KI 3 maupun KD-KI 4.
 yakni kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang meliputi perilaku Keterkaitan antara SKL, KI-KD, Pembelajaran, dan Silabus
rangkaian analisis kompetensi, IPK dan materi dari suatu KD

3) Perhatikan kemampuan berpikir yang terdapat dalam kata kerja pada KD-KI 3 maupun KD-KD 4, ada kemungkinan kemampuan berpikir tersebut tersebut membutuhkan kemampuan berpikir awal sebagai prasyarat yang harus dikuasai akseptor didik sebelumnya, baik yang di Sekolah Menengan Atas maupun di SMP.
Sebagai contoh, untuk KD 3.1 di atas , sebelum siswa bisa menjelaskan dan memilih penyelesaian sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat) akseptor didik harus mempunyai kompetensi sebelumnya sebagai kompetensi prasyarat. Peserta didik harus mempunyai kompetensi membedakan persamaan linear dua variabel dan persamaan kuadrat dua variabel. Peserta didik juga harus mempunyai kompetensi menggambar grafik persamaan linear dua variabel dan menggambar grafik persamaan kuadrat dua variabel.

Kata kerja membedakan dan menggambarkan menjadi penanda untuk tercapainya kata kerja yang pertama yaitu menjelaskan dan menentukan. Pada KD 4.1, sebelum siswa bisa menyajikan dan menuntaskan duduk kasus yang berkaitan dengan sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat) akseptor didik harus mempunyai kompetensi sebelumnya yaitu mengidentifikasi duduk kasus yang berkaitan dengan sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat kuadrat).

Selain itu perlu diperhatikan juga apakah kemampuan berpikir tersebut merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills (LOTS)) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)).

Higher Order Thinking Skills (HOTS) yakni kemampuan kognitif (berpikir) tingkat tinggi yang dalam taksonomi tujuan pendidikan ranah kognitif terdiri atas kemampuan analisis, evaluasi, dan mencipta. Setiap jenjang HOTS mempunyai kemampuan yang berbeda.

Baca juga: Contoh soal HOTS Matematika

HOTS dipakai dalam rumusan kompetensi dalam SKL dan Standar Isi. Pada jenjang SMA, kompetensi yang tercantum yakni analisis dan penilaian sebagai kemampuan minimal HOTS, tetapi dalam RPP, guru sanggup menyebarkan HOTS yang terdapat pada setiap KD hingga tingkat tertinggi yaitu mencipta.

Dalam menganalisis KD, terutama dalam memecahkan suatu rumusan aspek kompetensi KD, guru sanggup memakai kemampuan yang tercantum pada kolom 2 tabel di atas, dan kata kerja yang terdapat pada kolom kanan untuk merumuskan IPK.

0 Response to "Keterkaitan Antara Skl, Ki-Kd, Pembelajaran, Dan Silabus"

Total Pageviews