Latest News

Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif

Model Pembelajaran Kurikulum 2013 - matematrick.com
Selamat tiba di matematrick.com. Kali ini kita akan membahas lebih jauh ihwal macam macam model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Seperti kita ketahui bersama bahwa tahun pelajaran 2017/2018 ini semua sekolah serentak mulai memakai kurikulum 2013. Nah, untuk menawarkan citra dan perhiasan wawasan, terutama bagi para guru yang gres kali ini sekolahnya menerapkan kurikulum 2013, kali ini akan saya coba sajikan goresan pena mengenai model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. 

Kita mulai dulu dengan mengingat dan memahami kembali pengertian Model Pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang mempunyai nama, ciri, urutan logis (sintaks), pengaturan, dan budaya. 
Dalam bahasa lain, suatu kegiatan pembelajaran disebut model pembelajaran kalau memenuhi keempat faktor ini: 

  1. Ada kajian ilmiah dari penemu atau ahlinya
  2. Ada tujuan yang ingin dicapai
  3. Ada urutan tingkah laris yang spesifik (ada sintaksnya)
  4. Ada lingkungan yang perlu diciptakan biar tindakan/kegiatan pembelajaran tersebut sanggup berlangsung secara efektif.

 Kali ini kita akan membahas lebih jauh ihwal macam macam model pembelajaran yang sesuai Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif
Macam macam model pembelajaran kurikulum 2013

Ada tiga jenis model pembelajaran yang paling sering disebut-sebut di dalam kurikulum 2013 yakni:

  1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
  2. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan
  3. Model Pembelajaran Berbasis Projek
Untuk mengetahui lebih lengkap ihwal ketiga model pembelajaran di atas, sudah pernah saya postingkan di sini : Model pembelajaran Kurikulum 2013

Selanjutnya kita akan membahas macam-macam model pembelajaran kurikulum 2013 inovatif lainnya, yang mungkin sudah dekat di indera pendengaran dan tanpa sadar sudah mengaplikasinnya di dalam kelas anda.
Model pembelajaran inovatif berarti model pembelajaran tersebut bersifat baru. Namun, bukan berarti model pembelajaran tersebut gres saja ditemukan. Inovatif dalam hal ini sanggup diartikan sebagai model pembelajaran yang “baru bagi kita”. Misalnya ada model pembelajaran A. Sepanjang selama ini kita sama sekali belum pernah mencobakan model pembelajaran A tersebut di kelas, maka model pembelajaran X tersebut merupakan model pembelajaran yang inovatif bagi kita.

Macam Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif

1. Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)

Model pembelajaran Problem Posing yaitu suatu model pembelajaran yang mengharuskan para
siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui berguru soal secara mandiri.

Sintaks model pembelajaran Problem Posing (Pengajuan Soal)

  1. Guru menjelaskan bahan pelajaran kepada para siswa. Disarankan memakai alat peraga untuk memperjelas konsep.
  2. Guru menawarkan latihan soal secukupnya.
  3. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, tetapi siswa tersebut harus sanggup menyelesaikannya. Tugas ini sanggup pula dilakukan secara kelompok.
  4. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru meminta siswa untuk menyajikan soal dan penyelesaiannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru sanggup memilih siswa lain secara selektif untuk mengerjakan soal dari temannya menurut bobot soal yang diajukan oleh siswa.
  5. Guru menawarkan kiprah rumah secara individual.
Ada tiga tipe model pembelajaran Problem Posing yang sanggup dipilih yaitu:

1. Problem Posing tipe Pre Solution Posing
Pada model pembelajaran ini siswa diminta menciptakan pertanyaan dan jawabannya menurut pernyataan yang dibuat oleh guru sebelumnya. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat guru,
sedangkan siswa menciptakan pertanyaan dan jawabannya sendiri.
Contoh:
Diketahui: Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 12 cm (dibuat guru).
Hitunglah:….. (siswa menciptakan pertanyaan dan jawabannya sendiri).

2) Problem Posing tipe Within Solution Posing
Pada model pembelajaran siswa diminta membuatkan pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru.
Contoh:
Diketahui: Sistem Persamaan Linier dalam Dua Variabel:
2x – y = 9 dan x + 3y = 8.
Hitunglah nilai 3x + 2y.  (dibuat guru).
Siswa harus sanggup mengubah soal tersebut di atas menjadi menyerupai berikut ini.
Diketahui: Sistem Persamaan Linier dalam Dua Variabel:
2x – y = 9 dan x + 3y = 8.
a. Tentukan nilai x.
b. Tentukan nilai y.
c. Hitunglah nilai 3x + 2y.

3) Problem Posing tipe Post Solution Posing
Pada model pembelajaran ini siswa diminta menciptakan soal yang sejenis dan menantang, menyerupai yang dicontohkan oleh guru. Jika guru dan siswa siap, maka siswa sanggup diminta untuk mengajukan soal yang menantang dan variatif pada pokok bahasan yang diterangkan guru. Selain itu siswa juga harus sanggup menemukan jawabannya. 
(akan tetapi ingat, kalau siswa gagal menemukan jawabannya, maka guru merupakan nara sumber utama bagi siswanya. Jadi, guru harus benar-benar menguasai materi).


Kelebihan model pembelajaran Problem Posing:

1) Dapat meningkatkan acara dan kreativitas berguru siswa.
2) Efektif untuk meningkatkan hasil berguru siswa.
3) Meningkatkan kemandirian.
4) Menyenangkan dan meningkatkan motivasi.

Kelemahan model pembelajaran Problem Posing:

1) Tak semua siswa sanggup mengajukan soal dan penyelesaiannya.
2) Guru harus menguasai bahan secara mantap sebab kalau siswa gagal menjawab, maka guru harus bertindak sebagai nara sumber.

2. Model Pembelajaran RME (Realistik Mathematics Education)

Model pembelajaran RME ini mempunyai karakteristik:
1) Menggunakan konteks real (dikaitkan dengan kehidupan nyata) sebagai titik tolak berguru matematika.
2) Menekankan penyelesaian secara informal sebelum memakai cara formal atau memakai rumus.
3) Ada upaya mengaitkan sesama topik dalam pelajaran matematika.
4) Menghargai keberagaman balasan siswa dan bantuan siswa.

Sintaks penerapan Model Pembelajaran RME:
  • Sebelum suatu bahan pokok diberikan, siswa diberikan kegiatan terpola (bisa lewat pengamatan gambar/grafik, alat peraga, workkshop mini, permainan, atau 1-2 soal kontekstual/realistik) yang mengarahkan biar siswa sanggup menemukan atau membangun pengetahuannya sendiri. Semua kegiatan yang dirancang tersebut sanggup dikerjakan oleh para siswa secara informal atau coba-coba menurut apresiasi/intuisi atau cara spesifik siswa (karena bahan atau algoritma soal tersebut belum diberikan oleh guru kepada siswa).
  • Guru mengamati/menilai/memeriksa hasil pekerjaan siswa. Guru perlu menghargai keberagaman balasan siswa.
  • Guru sanggup meminta 1 atau 2 siswa untuk mendemonstrasikan temuannya (cara menyelesaikannya) di depan kelas.
  • Dengan tanya jawab, guru sanggup mengulangi balasan siswa, biar siswa yang lainnya mempunyai citra yang terang ihwal pola pikir siswa yang telah merampungkan soal tersebut.
  • Setelah itu, guru gres mengambarkan bahan pokok pendukung soal yang gres saja dibahas (atau kegiatan yang gres saja dilakukan), termasuk menawarkan isu ihwal algoritma yang sempurna untuk merampungkan soal/masalah yang diberikan tersebut.
  • Dengan kegiatan ini, diharapkan para siswa pada hasilnya sanggup membangun pengetahuannya sendiri. Tetapi, guru tetap perlu menawarkan kode secukupnya kalau hal itu memang diperlukan.

3. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD

 Model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions) merupakan model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan secara heterogen yang melibatkan pengukuhan tim
dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. 
Inti kegiatan dalam STAD yaitu sebagai berikut. 
(1) Mengajar: Guru mempresentasikan bahan pelajaran. 
(2) Belajar dalam Tim: siswa berguru melalui kegiatan kerja dalam tim/kelompok mereka dengan dipandu oleh LKS, untuk merampungkan bahan pelajaran. 
(3) Pemberian Kuis: siswa mengerjakan kuis secara individual dan siswa dihentikan bekerja sama. (4) Penghargaan: pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis.

Langkah–langkah (sintaks) Model Pembelajaran STAD

  • Pada pertemuan sebelumnya guru sudah meminta para siswa untuk mempelajari suatu pokok bahasan yang segera akan dibahas, di rumah masing-masing.
  • Pada awal pembelajaran guru membentuk kelompok berguru yang heterogen dan mengatur daerah duduk siswa biar setiap anggota kelompok sanggup saling bertatap muka.
  • Guru membagikan LKS. Setiap kelompok diberi 2 set saja.
  • Anjurkan biar setiap siswa dalam kelompok sanggup mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa secara berpasangan dua-dua atau tigaan. Kemudian saling mengecek pekerjaannya di antara sahabat dalam pasangan atau tigaan itu.
  • Bila ada siswa yang tidak sanggup mengerjakan LKS, sahabat 1 tim/kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada temannya yang tidak sanggup tadi.
  • Berikan kunci Lomba Kompetensi Siswa biar siswa sanggup mengecek pekerjaannya sendiri.
  • Bila ada pertanyaan dari siswa, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada sahabat satu kelompok sebelum mengajukannya kepada guru.
  • Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.
  • Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru ihwal kendala yang dialami anggota kelompoknya dalam mengisi LKS. Jika diperlukan, guru sanggup menawarkan pemberian kepada kelompok secara proporsional.
  • Ketua kelompok harus sanggup menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami, dan sanggup mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa yang diberikan guru.
  • Guru bertindak sebagai nara sumber atau fasilitator kalau diperlukan.
  • Setelah selesai mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa secara tuntas, berikan kuis kepada seluruh siswa. Para siswa dihentikan bekerja sama dalam mengerjakan kuis. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis, pribadi dikoreksi untuk melihat hasil kuis.
  • Berikan penghargaan kepada siswa yang benar, dan kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Berilah pengakuan/pujian kepada prestasi tim.
  • Guru menawarkan tugas/PR secara individual kepada para siswa ihwal pokok bahasan yang sedang dipelajari.
  • Guru sanggup membubarkan kelompok yang dibuat dan para siswa kembali ke daerah duduknya masing-masing.
  • Guru sanggup menawarkan tes formatif, sesuai dengan TPK/kompetensi yang ditentukan.
Demikianlah beberapa pola macam-macam model pembelajaran kurikulum 2013 yang inovatif yang sanggup anda praktekkan di kelas anda. Sebenarnya ada banyak model pembelajaran inovatif lainnya, mungkin akan saya bahas di postingan berikutnya. Terima kasih sudah membaca hingga tuntas, semoga ada manfaat yang sanggup diambil. Salam.

0 Response to "Macam-Macam Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Inovatif"

Total Pageviews