Kesabaran (asal kata dari 'sabar') merupakan perilaku mulia yang penting dimiliki setiap manusia. Apapun status dan pekerjaannya, termasuk guru. Guru sebagai figur yang dianggap pantas diteladani tentunya penting mempunyai perilaku ini, terutama saat berada di lingkungan sekolah.
Dengan memperlihatkan perilaku sabar, setrik tidak eksklusif guru sudah mendidik (memberikan teladan) atau mentransfer nilai kesabaran kepada siswanya.
Tidak sanggup dipungkiri bahwa sabar memang tidak gampang untuk dilaksanakan. Apalagi saat keadaan sulit sedang menguji kita. Pastinya kita membutuhkan energi ekstra semoga sanggup bersabar. Akan tetapi, "kesabaran itu tidak ada batasnya".
Mengapa?
Karena kesabaran itu insan lah yang mengondisikannya.
Jadi, tidak ada batasan dalam bersabar selama insan menghendakinya.
Sabar hanyalah sebuah kata yang menggambarkan seseorang yang mendapatkan suatu keadaan, maka orang itu sendiri yang sanggup mewujudkannya. Jika dianggap sulit, tentu akan sulit. Begitu juga sebaliknya.
Jika ditinjau dari segi medis (kesehatan), kesabaran sanggup mengurangi resiko terkena serangan jantung. Selain itu, agama mengajarkan insan untuk bersabar alasannya sebetulnya Tuhan itu bersama orang-orang yang sabar.
Itulah pesan yang tersirat di balik kesabaran.
Ketika guru sabar dalam mendidik siswa, maka ada 1 (satu) kebaikan yang guru berikan kepada siswa, yakni mengajarkan nilai-nilai kesabaran. Dan ada 2 (dua) manfaat yang sanggup diambil oleh guru, yakni terhindar dari serangan jantung dan lebih bersahabat dengan Tuhan-nya.
Meski pun demikian, kesabaran tidak sanggup bangun sendiri, melainkan harus diimbangi dengan ikhtiar, doa, dan tawakal. Ikhtiar artinya berusaha untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik; Doa artinya memohon kepada Tuhan semoga perjuangan kita dilancarkan; dan tawakal artinya berserah diri atas segala hasil yang sudah diusahakan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi renungan bagi kita semua.
Discalimer:
Artikel ini merupakan pandangan penulis terhadap hal yang dibahas. Segala kalimat yang ditulis merupakan warta semata.
0 Response to "Hikmah Di Balik Kesabaran Guru Dalam Mendidik Siswa"