Sebenarnya, bahasa memiliki banyak sifat. Sifat bahasa berdasarkan pakar bahasa antara lain sistematis dan arbitrer alias manasuka. Sistematis maksudnya, memiliki bahasa sistem dan kaidah tertenut. Lebih mudahnya ada polanya. Kemudian arbitrer alias manasuka, sifat bahasa seolah-oleh 'sekenanya' tidak harus ada hubungan logis antara sebuah bahasa dengan objek yang diwakilinya.
Kemudian, dalam penerapan (praktik) berbahasa ada kalanya bahasa yang disusun ialah bahasa puitis. Sebenarnya, puitis bukan merupakan sifat bahasa, melainkan cara mengungkapkan informasi dengan pilihan kata yang puitis.
Untuk memahami maksud, bahasa bersifat puitis kita sanggup padankan dengan makna kata yang puitis. Kalau makna kata puitis berMakna yang dibahas ialah satu kata, puitis saja. Lain dengan makna kata yang puitis, jadi ada beberapa kata yang puitis kemudian dicari maknanya. Pembahasan wacana kata puitis dan beberap rujukan serta maknanya ada dalam postingan: Apa itu Puitis? | Penjelasan Makna Kata Puitis.
Maka dari itu, sebab sudah ada pembahasan kata puitis beserta contohnya, di sini hanya dijelaskan wacana fungsi bahasa atau kata-kata yang puitis.
Inti dari fungsi bahasa bersifat puitis ialah mempermudah komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi, dipakai untuk memberikan pesan. Agar pesan sanggup disampaikan dan diterima dengan mudah. Jadi, tujuan utamanya ialah memberikan pesan, dengan muda semoga gampang dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Contoh: Hadirin yang budiman, pada pagi yang cerah ini .....
Penggunaan kata budiman dan yang cerah merupakan perjuangan untuk memuitiskan sebuah ucapan. Jadi, perjuangan untuk memperindah sapaan dan kalimat. Tentu saja tujuannya semoga hadirin yang 'dituduh' budiman tersebut mau mendengarkan pemaparan pidato.
Kalimat di atas sanggup saja diucapkan Hadirin, pada pagi ini..... . Ini bukan rujukan pidato, yang memang harus mendayu-dayu, melainkan rujukan sapaan dalam rapat dengan akseptor yang terbatas dan terang bakal memperhatikan ucapan pembicara.
Dalam berkomunikasi, pilihan kata yang dipakai untuk berkomunikasi juga harus mempertimbangkan kesopanan. Kata-kata yang sopan biasanya dibalut dengan kata-kata yang puitis. Misalnya yang dipakai dalam bentuk perumpamaan atau peribahasa. Kata dan bahasa yang dipakai selalu puitis. Dengan begitu, meskipun menyindir atau bahkan mengolok-olok dan meperingatkan, (tujuannya) tidak tersinggung. Justru orang yang disindir (diharapkan) bakal paham bakal kesalahannya dan memperbaiki kesalahan tersebut.
Contoh kata-kata puitis: Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Kata-kata tersebut jauh lebih sopan dibandingkan bila diungkapkan kepada orang lain dengan makna sebenaryan: Kita ini memang beda, mustahil sama.
Atau adal lagi kata-kata puitis dalam bentuk ungkapan lebih besar pasak dari pada tiang. Kalau diungkapkan dengan kata-kata yang lugas, bukan kata-kata puitis, bakal sangat kasar: kamu ini banyak utangnya.
Jadi, bila ada pertanyaan Bahasa yang bersifat puitis berfungsi untuk apa? Jawabannya adalah, bahasa yang bersifat puitis dipakai untuk menarik perhatian dan menciptakan sopan sebuah pernyataan. Harus sesuai konteksnya.
Lain lagi bila pertanyaan Bahasa yang bersifat puitis berfungsi untuk apa? diajukan kepada seorang anak ABG yang sedang kasmaran. Pasti jawabannya tidak jauh dari ini: Bahasa yang puitis dipakai untuk merayu pujaan hati.
Kemudian, dalam penerapan (praktik) berbahasa ada kalanya bahasa yang disusun ialah bahasa puitis. Sebenarnya, puitis bukan merupakan sifat bahasa, melainkan cara mengungkapkan informasi dengan pilihan kata yang puitis.
Untuk memahami maksud, bahasa bersifat puitis kita sanggup padankan dengan makna kata yang puitis. Kalau makna kata puitis berMakna yang dibahas ialah satu kata, puitis saja. Lain dengan makna kata yang puitis, jadi ada beberapa kata yang puitis kemudian dicari maknanya. Pembahasan wacana kata puitis dan beberap rujukan serta maknanya ada dalam postingan: Apa itu Puitis? | Penjelasan Makna Kata Puitis.
Maka dari itu, sebab sudah ada pembahasan kata puitis beserta contohnya, di sini hanya dijelaskan wacana fungsi bahasa atau kata-kata yang puitis.
Inti dari fungsi bahasa bersifat puitis ialah mempermudah komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi, dipakai untuk memberikan pesan. Agar pesan sanggup disampaikan dan diterima dengan mudah. Jadi, tujuan utamanya ialah memberikan pesan, dengan muda semoga gampang dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Manfaat bahasa bersifat puitis sanggup dijabarkan sebagai berikut:
Penjelasan fungsi bahasa yang puitis ini berdasarkan pengalaman pemakaian bahasa, bukan berdasarkan teori bahasa.1. Menarik Perhatian
Bahasa atau kata-kata yang puitis dipakai untuk menarik perhatian lawan bicara. Misalnya kata-kata sapaan dalam sebuah pidato, niscaya bakal dibentuk sepuitis mungkin.Contoh: Hadirin yang budiman, pada pagi yang cerah ini .....
Penggunaan kata budiman dan yang cerah merupakan perjuangan untuk memuitiskan sebuah ucapan. Jadi, perjuangan untuk memperindah sapaan dan kalimat. Tentu saja tujuannya semoga hadirin yang 'dituduh' budiman tersebut mau mendengarkan pemaparan pidato.
Kalimat di atas sanggup saja diucapkan Hadirin, pada pagi ini..... . Ini bukan rujukan pidato, yang memang harus mendayu-dayu, melainkan rujukan sapaan dalam rapat dengan akseptor yang terbatas dan terang bakal memperhatikan ucapan pembicara.
2. Membuat Lebih Sopan
Dalam berkomunikasi, pilihan kata yang dipakai untuk berkomunikasi juga harus mempertimbangkan kesopanan. Kata-kata yang sopan biasanya dibalut dengan kata-kata yang puitis. Misalnya yang dipakai dalam bentuk perumpamaan atau peribahasa. Kata dan bahasa yang dipakai selalu puitis. Dengan begitu, meskipun menyindir atau bahkan mengolok-olok dan meperingatkan, (tujuannya) tidak tersinggung. Justru orang yang disindir (diharapkan) bakal paham bakal kesalahannya dan memperbaiki kesalahan tersebut.
Contoh kata-kata puitis: Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Kata-kata tersebut jauh lebih sopan dibandingkan bila diungkapkan kepada orang lain dengan makna sebenaryan: Kita ini memang beda, mustahil sama.
Atau adal lagi kata-kata puitis dalam bentuk ungkapan lebih besar pasak dari pada tiang. Kalau diungkapkan dengan kata-kata yang lugas, bukan kata-kata puitis, bakal sangat kasar: kamu ini banyak utangnya.
Jadi, bila ada pertanyaan Bahasa yang bersifat puitis berfungsi untuk apa? Jawabannya adalah, bahasa yang bersifat puitis dipakai untuk menarik perhatian dan menciptakan sopan sebuah pernyataan. Harus sesuai konteksnya.
Lain lagi bila pertanyaan Bahasa yang bersifat puitis berfungsi untuk apa? diajukan kepada seorang anak ABG yang sedang kasmaran. Pasti jawabannya tidak jauh dari ini: Bahasa yang puitis dipakai untuk merayu pujaan hati.
0 Response to "Makna Bahasa Bersifat Puitis Dan Fungsinya Dan Beberapa Contohnya"