Bagaimanakah seharusnya MOS yang baik?
Jika ada pertanyaan menyerupai itu, maka perlu dijawab dengan tegas bahwa, MOS atau MPLS yang baik ialah MOS yang memiliki tujuan yang jelas, dengan pelaksanaan yang sistematis, dengan hasil yang terukur.
Nah, untuk melaksanakan itu semua, perlu dilakukan segala bentuk persiapan yang memadai, sistem yang memadai, dan sumber daya insan yang kompeten, serta kebijakan yang mendukung.
Persiapan yang memadai mencakup persiapan administratif dan persiapan teknis. Hal ini mencakup perihal kegiatan pelaksanaan MOS atau MPLS yang sudah pasti. Sejak jauh hari, sudah harus dipersiapkan. Orang yang mempersiapkan MOS Agar menjadi MOS yang baik harus seorang konseptor. Tidak perlu semua orang. Bisa pembina OSIS, dapat bab kurikulum, atau bab kesiswaan di sekolah.
Inti dari sebuah pelaksanaan MOS atau MPLS ialah 'pengenalan sekolah' kepada siswa baru. Jadi, yang perlu dikenalkan ialah segala sesuatu yang ada di sekolah tersebut. Mulai dari warga sekolah yang mencakup dewan guru, siswa, pejabat di sekolah, tenaga kependidikan, bab keamanan sekolah, teknisi sekolah, ibu kantin, pembina dan instruktur ekstrakurikuler, hingga bab kebersihan sekolah.
Selain lingkungan sosialnya, bab fisik sekolah juga harus dikenalkan kepada siswa baru. Mulai dari ruang kelas, halaman, fasilitas, perpustakaan, kamar mandi, kawasan parkir, ruang guru, ruang laboratorium, kemudahan olahraga, serta bab fisik lain.
Nah, Setelah semuanya terkonsep, tinggal mencari personel yang sesuai dengan bidangnya. Tentu saja, pelibatan seluruh elemen sekolah sangat dibutuhkan. Mulai dari dewan guru, tenaga pendidikan, pengurus kelas, pengurus OSIS, dan pihak-pihak lain yang saling mendukung.
MOS Harus Menyenangkan
Kata 'MOS' sudah identik dengan rasa takut, bully, dan tugas-tugas absurd dari abang kelas. MOS yang baik tidak lagi boleh mengandung unsur perundungan. Baik dari sikap dan kiprah yang diberikan.
Tugas yang diberikan kepada akseptor MOS yang tidak menyenangkan, contohnya: membawa tas dari plastik bekas; memakai topi dari bola plastik yang dibelah. Jelas ini tidak ada manfaatnya. Boleh seru-seruan. Tapi dapat beri kiprah yang bermanfaat, contohnya: Siswa gres akseptor MOS, wajib membawa epilog kepala tradisi. Bisa blangkon, dapat odeng, dapat topi khas papua, khas dayak, khas sumatera, khas sulawesi. Selain sebagai ornamen, dapat mengatakan wawasan nusantara. Keren kan? Dengan begitu MOS menjadi MOS yang baik.
Kegiatan-kegiatannya juga harus menyenangkan. Misalnya, untuk mencoba mengakrabkan akseptor MOS dalam satu kelas, tidak harus dengan program merayu apalagi lawan jenis. Bisa dibentuk lomba, lomba menghafal nama teman sekelas. Yang kalah, harus dihukum. Hukumannya yang mendidik. Memang ada? Ada. Bisa kok. Hukuman yang mendidik contohnya, ketika kalah menyebut nama teman gres dengan sempurna dapat dieksekusi untuk menyanyikan lagu nasional. Sesekali boleh menyanyi lagu populer. Siapa tahu ada yang berbakat menyanyi, dapat ditekuni. Dijadikan penyanyi profesional sekalian.
Betapa menyenangkannya sebuah kegiatan MOS jikalau menyerupai itu.
Tidak Boleh Ada Perundungan
Perundungan -bulliying- ialah sebuah tindakan merendahkan harkat dan martabat manusia. Wujudnya dapat bermacam-macam. Biasanya hal ini alasannya ialah keisengan dan ketidaktahuan dari panitia MOS. Jika hingga terjadi perundungan baik sengaja maupun tidak, tentu MOS yang diikuti bukanlah MOS yang baik.
MOS yang baik, harusnya tidak mengandung unsur perundungan sama sekali. Berikut ini pola perundungan yang dapat saja terjadi ketika MOS. Misalnya, seorang panitia menyuruh akseptor MOS untuk merayu pohon. Apa esensnya? Bukankah itu tindakan sia-sia. Perserta yang melaksanakan tindakan menyerupai itu niscaya ditertawakan. Apakah seorang siswa, seorang insan diperintahkan untuk melaksanakan sesuatu untuk ditertawakan. Kalau memang ingin menciptakan tertawa, suruh saja menjadi comic alias stand up comedian, lebih bermanfaat. Membuat tertawa tanpa membully.
Keterlibatan Penuh Guru dan Orang Tua
Maksud dengan keterlibatan penuh adalah, guru harus memantau seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Biasanya yang melaksanakan perundungan ialah abang kelasnya. Untuk itu, guru harus mengawasi panitia pelaksana MOS. Jika hanya diAgarkan dan diberi panduan, dapat jadi pelaksanaan di lapangan melenceng dari panduan tersebut.
Orang bau tanah juga harus berperan aktif dalam pelaksaan MOS Agar MOS yang diikuti oleh anaknya menjadi MOS yang baik. Misalnya ada penyimpangan dalam pelaksanaan MOS, orang bau tanah siswa harus tanggap. Berkoordinasi dengan pihak sekolah (guru penanggung jawab) untuk menuntaskan masalah. Jangan juga dikit-dikit lapor media. Bukan menuntaskan masalah, itu justru menambah masalah.
Begitupun sebaliknya, jikalau pelaksanaan MOS dalam koridor yang baik, orang bau tanah harus mendukung penuh. Misalnya ketika diminta untuk membawa tanaman. Ini hal baik, untuk penghijauan sekolah contohnya. Harus didukung. Bukan malah mengompori anaknya untuk membangkang peraturan.
Tentu semua itu harus dikomunikasikan oleh seluruh pihak terkait. Mulai dari dinas pendidikan setempat, pihak sekolah, orang tua, panitia dan seluruh siswa gres sebagai peserta. Dengan demikian, pelaksanaan MOS bakal berjalan dengan baik, juga hasil yang dicapai juga merupakan hasil yang terbaik.
0 Response to "Mos Yang Baik Dan Efektif | Sebuah Gagasan Untuk Pelaksanaan Mpls Yang Baik"